1) Menulis Paragraf Naratif
narasi merupakan suatu bentuk teks yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat sendiri atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh karenanya unsur
yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.
Tetapi kalau narasi hanya menyampaikan kepada
pembaca suatu kejadian atau peristiwa, masih sulit dibedakan dari deskripsi,
karena suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan dengan
mempergunakan metode deskripsi.Oleh karena itu, harus ada unsur lain yang
perlu diperhitungkan dalam teks narasi, yaitu waktu. Dengan demikian,
pengertian narasi mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Apa yang terjadi dalam teks narasi tidak
lain merupakan tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh
dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara
statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu
rangkaian waktu.
Berdasarkan uraian di atas Gorys Keraf (2007: 136)
membatasi narasi sebagai suatu bentuk teks yang sasaran utamanya adalah
tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang
terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan lain, narasi
adalah suatu bentuk teks yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Bentuk-bentuk narasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu narasi fiktif dan narasi nonfiktif. Narasi fiktif kita kenal dalam
bentuk kesusastraan seperti, novel, roman, cerpen, dan dongeng. Narasi
nonfiktif kita jumpai dalam bentuk sejarah, biografi, dan autobiografi. yang
sering kita temui.
Berikut ini adalah contoh narasi fiktif dalam
kutipan roman.
Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak
muda, bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang, di muka sekolah Belanda
Pasar Ambacang di Padang, seolah-olah mereka hendak memperlindungkan dirinya
dari panas yang memancar dari atas dan timbul dari tanah, bagaikan
uap air yang mendidih. Seorang dari anak muda ini,
ialah laki-laki, yang umurnya kira-kira 18 tahun.
Pakaiannya baju jas tutup putih dan celananya pendek
hitam, yang berkancing di ujungnya. Sepatunya
sepatu hitam tinggi, yang disambung ke atas dengan
kaus sutera hitam pula dan diikatkan dengan ikatan kaus getah pada betisnya.
Topinya topi rumput putih, yang biasa dipakai bangsa Belanda. Di tangan
kirinya ada beberapa kitab dengan sebuah peta bumi dan dengan tangan kanannya
dipegangnya sebuah belebas yang dipukul-pukulkannya ke betisnya. Jika
dipandang dari jauh, tentulah akan disangka anak muda ini seorang anak
Belanda, yang hendak pulang sekolah. Tetapi jika dilihat dari dekat nyatalah
ia bukan bangsa Eropah; karena kulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut
dan matanya hitam sebagai dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi,
nyata kelihatan alis matanya yang tebal dan hitam pula. Hidungnya mancung dan
mulutnya halus. Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada
wajah mukanya yang jernih dan tenang, terbayang bahwa ia seorang yang lurus,
tetapi keras hati, tak mudah dibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik
pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib
sopannya menyatukan ia anak seorang yang berbangsa tinggi. Teman anak muda
ini, ialah seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira 15 tahun. Pakaian
gadis ini pun sebagai pakaian anak Belanda juga. Rambutnya
yang hitam dan tebal itu, dijalinnya dan diikatnya
dengan benang sutera, dan diberinya pula berpita
hitam di ujungnya. Gaunnya (baju nona-nona) terbuat
dari kain batis, yang berkembang merah
jambu. Sepatu dan kausnya, cokelat warnanya. Dengan
tangan kirinya dipegangnya sebuah batu
tulis dan sebuah kotak yang berisi anak batu,
pensil, pena, dan lain-lain sebagainya; dan di tangan
kanannya adalah sebuah payung sutera kuning muda,
yang berbunga dan berpinggir hijau.
Dikutip dari roman Siti Nurbaya, karya Marah Rusli,
hal 9-10.
Berikut ini adalah contoh narasi fiktif dalam
kutipan cerpen.
Melayat bapak
Sebenarnya, keberangkatanku ke Jogja hari ini tak
begitu berguna. Pemakaman bapak (angkatku)
dilakukan pukul 13.00 siang ini. Tapi, aku tak cukup
punya waktu untuk segera pulang. Naik kereta api butuh 6-8 jam, sedang bis
atau travel butuh waktu 10-12 jam. Pilihan terakhir tentu saja pesawat
terbang. Tapi, jarak tempuh Bekasi - Cengkareng minimal 2 jam, belum macet.
Sementara sekarang sudah pukul 10.00. Perjalanan ke Jogja dengan pesawat
memang hanya 1 jam. Paling dari bandara Adi Sucipto ke Kalasan, tinggal 25
menit lagi. Sayangnya, aku tak punya cukup uang untuk bayar tiket pesawat.
Dengan terbata, aku katakan pada saudara angkatku, Ehal, supaya merelakan
ketidakhadiranku di pemakaman bapak. “Bapak pasti ngerti, aku tak bisa datang
buru-buru,” kataku pada Ehal. Tentu saja, aku minta maaf pada bapak, sebab
rasanya pahit getir menahan rindu ingin bertemu bapak untuk yang terakhir
kali, benar-benar membuatku sesak. Mau menangis, nanti malah
merepotkan teman-teman kantor. Laki-laki kok
menangis. Maka, aku putuskan untuk pulang malam
ini, dengan kereta ekonomi. “Ya, sudah kalau tidak
bisa pulang sore ini, gak pa pa. Kami di sini tetap
menunggu kedatanganmu esok,” jawab Ehal dengan
ketegaran luar biasa.
Sumber: Cerpen karya Ioannes B. Dieuta, Surabaya
Post, Minggu, 14 September 2008
2) Menulis Paragraf Deskriptif
Paragraf 1
Liburan panjang kemarin kamu pergi ke Tanjung Lesung
Resort. Air laut yang tenang memberi keindahan tersendiri saat memandangnya
dari beranda Krakatau Bar, Tanjung Lesung Resort. Sebuah pemandangan yang
menakjubkan, serasa berada persis di bibir pantai karena pantulan warna air
dari kolam renang di depan bar seakan menyatu dengan air laut. Tak berlebihan
jika banyak yang melukiskan keindahan pantai ini laksana surga.
Paragraf 2
Gadis yang berambut ikal dan berkulit sawo matang
itu bernama Santi. Ia dilahirkan di Kota Medan, 7 Juli 1996. Umurnya 10
tahun. Kedua orang tuanya menjulukinya si kancil yang pintar, karena selain
pintar ia pun sangat lincah dan periang. Hobinya membaca, menulis surat, dan
bermain sepatu
roda. Ia juga suka bermain lompat tali dan congklak
dengan teman-temannya. Kemudian, hal yang paling berkesan dalam hidupnya
adalah ketika ia menjadi juara menyanyi. Adapun pandangan hidupnya, kejujuran
adalah mata uang yang berlaku di mana-mana.
Dari kedua contoh di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu
berdasarkan pengindraan dengan jelas dan terperinci. Deskripsi bertujuan
melukiskan, membeberkan, atau menggambarkan sesuatu yang menjadi objek.
Dengan kata lain, deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang bertujuan
menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman,
perasaan, dan situasi atau masalah. Pengindraan terhadap suatu situasi,
keadaan, atau masalah akan melahirkan gambaran atau lukisan yang bertumpu
pada penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan.
3) Menulis Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositoris adalah paragraf yang
memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf jenis ini,
diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau suatu objek dengan
sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang akan dikemukakan, paragraf
eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data
lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf ekspositoris,
yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta pola ilustrasi.
1. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan
menggunakan sebabakibat. Dalam hal ini,sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya. Namun, dapat juga terbalik: akibat dijadikan
gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu
perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat
sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari
hubungan antarbagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Contoh : Kegiatan apa yang dapat dilakukan bersama
adik dan kakaknya? Banyak pilihan.Tapi, mengingat Indonesia sedang berkabung
karena 40.000 orang Aceh dan Sumatera Utara meninggal akibat guncangan gempa
tektonik dan gelombang banjir tsunami serta disesuaikan dengan budget, akhirnya Arni
memilih berkebun dengan menanam bunga pada pot-pot yang ada di halaman
sekitar rumahnya.
2. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan
ilustrasi-ilustrasi konkret. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrasi
tersebut dipakai sekadar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini,
pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
menjelaskan gagasan umum tersebut.
Contoh : Arni bahagia sehingga terbetik dalam
hatinya, “Gimana rasanya
kalau sebuah rumah dipenuhi tanaman bunga? Di sebuah pojok rumah, setiap mata
memandang yang terlihat hanya bunga-bunga dan bunga, rasanya seru banget. Kayaknya pas banget untuk
mengungkapkan isi hatiku yang lagi gembira. Kata pepatah, say it with flowers buat mamiku, karena aku ranking satu ... hu ... huy
....” Arni melonjak kegirangan dan bersiap-siap menata pot bunga sambil
bersenandung lagu-lagu kesukaannya, “Hmmm...hmmm...hmmm....”
SOAL
1. Paragraf yang pikiran utamanya tersirat dalam
seluruh isi paragraf disebut paragraf ... .
a. deduksi
b. induksi
c. deskripsi
d. eksposisi
e. argumentasi
2. Berikut ini yang bukan termasuk teks narasi
fiktif adalah ... .
a. sejarah
b. novel
c. roman
d. cerpen
e. dongeng
3. Orang tuaku juga tidak bekerja lagi. Dulu ayahku
punya sepetak sawah kecil yang ditanami padi. Cuma sepetak kecil, tetapi
cukup untuk mengisi perut dan menyekolahkanku serta kedua kakakku. Kalau
menjelang musim panen, sawah ayah kelihatan cantik sekali dengan bulir-bulir
padi yang sarat menunduk berwarna
keemasan. Padahal, daun padi cuma seperti ilalang.
Ayah menyebut padi adalah buah ilalang. Ayah bilang, jangan meremehkan
ilalang. Kelihatannya cuma seperti belukar, tetapi ada buah yang menjadi
hidup manusia di sana. Di bagian depan pematang sawah, sejak dahulu ada
pipa-pipa raksasa tertanam membujur dari ujung ke ujung desa satu ke desa
lain. Aku tidak pernah tahu pipa apa itu. Kata ayah, itu milik Tuan Bakir.
Tetapi, aku tidak pernah melihat Tuan Bakir. Ayah bilang, Tuan Bakir tinggal
di nirwana. Kalau ayah menanam padi, Tuan Bakir menanam pipa. Ketika aku
bertanya kenapa Tuan Bakir menanam pipa? Bukankah lebih baik seperti ayah,
menanam padi saja? Aku tidak mengerti apa gunanya menanam pipa.
Kutipan teks di atas merupakan teks narasi yang
berbentuk ... .
a. biografi
b. autobiografi
c. sejarah
d. roman
e. cerpen
4. Harapan Rendra “hadir” di koran dalam rubrik
budaya bagi pembaca muda itu seperti membuktikan dua hal besar. Yang pertama,
kerinduan akan karya-karya terbaru Rendra. Yang kedua, ampuhnya ruang budaya
di sejumlah media massa. Sejumlah media umum seperti harian umum Kompas,
Media Indonesia, Sinar Harapan, Republika, dan Koran Tempo, maupun media
dengan pembaca khusus seperti majalah sastra Horison, majalah Islami Anida,
sampai majalah gaya hidup remaja Spice! Menyediakan ruang bagi puisi atau
sajak. (sumber: Matabaca, Januari 2006)
Kutipan paragraf di atas termasuk jenis pola
pengembangan paragraf ... .
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
5. Pada umumnya, buku-buku kumpulan puisi mengalami
kesulitan di pasaran. Masyarakat
belum melihat buku puisi menjadi sebuah kebutuhan
untuk dinikmati. Banyak orang lebih suka
membeli buku resep ataupun arsitek praktis karena
dapat langsung dipetik manfaatnya.
Kumpulan puisi masih dipandang sebagai buku yang tak
terlalu bermanfaat. Paling-paling yang
mencarinya adalah anak sekolah. Itu pun karena
mendapat tugas dari guru. (sumber: Matabaca, Januari 2006)
Kutipan paragraf di atas termasuk jenis pola
pengembangan paragraf ... .
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
|
huruf berjalan
BAB 4
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar