| 
Memperkenalkan Diri Sendiri dan Orang
  Lain dalam Forum Resmi 
Ketika berbicara dalam forum resmi, seyogianya kita
  menggunakan bahasa yang komunikatif dengan memerhatikan intonasi sehingga
  tidak monoton. Pembicara yang monoton atau kurang variatif akan membuat
  pendengar cepat bosan. Reaksi pendengar terhadap pembicara yang membosankan
  biasanya 
mengantuk, bergerak atau melihat ke sana kemari,
  bahkan ngobrol bisik-bisik, sementara si pembicara terus berbicara. 
Dalam forum resmi seseorang akan memperkenalkan diri
  kepada banyak orang yang turut berpartisipasi dalam forum tersebut. Pada
  kesempatan seperti ini setiap orang perlu memerhatikan tata cara
  memperkenalkan diri kepada orang lain atau memperkenalkan orang lain kepada
  pihak tertentu. 
Hal-hal yang perlu dicermati pada saat
  memperkenalkan diri antara lain 
adalah: 
1. tidak merendahkan diri secara berlebihan, 
2. menggunakan bahasa yang sopan dan resmi, 
3. nada bicara atau suara tidak tinggi/keras, dan 
4. memperkenalkan diri sendiri atau orang lain
  dengan menjelaskan identitas seperti nama lengkap, pekerjaan, pengalaman
  organisasi, dan lain sebagainya. Menyebut gelar akademik atau jabatan
  adakalanya tidak perlu karena mungkin ada kesan sombong/angkuh. Dengan sikap seperti
  itu, 
orang lain malah penasaran ingin tahu. 
Contoh memperkenalkan diri sendiri dan orang lain. 
Selamat siang. Dalam diskusi siang ini, kelompok
  kami akan mengetengahkan topik kiat-kiat menjaga lingkungan tetap sehat. Saya, Aya, bertindak sebagai moderator. Di
  sebelah saya, Diki, Rendra, dan Siska akan menjadi narasumber dalam diskusi
  ini. Kepada Diki, Rendra, dan Siska, saya persilakan untuk menjabarkan topik
  diskusi kita kali ini. 
Mendiskusikan Masalah yang Ditemukan dari Artikel 
Anda bisa memperoleh beragam informasi dari
  bermacam-macam media, baik elektronik maupun cetak. Apabila Anda mendengar
  informasi atau berita melalui siaran televisi atau radio, ataupun membaca
  artikel buku cobalah cermati isi pengetahuan, informasi, atau berita itu.
  Anda mungkin saja ingin mengomentari atau menanggapi pengetahuan, informasi,
  atau berita itu dalam hal-hal tertentu. 
Diskusikan masalah yang ada pada artikel dibawah ini
  dengan kelompok yang telah dibuat. 
Kehancuran Hutan Gorat Kekalahan Masyarakat Danau
  Toba 
Dari atas bukit Gorat Ni Padang, biru air Danau Toba
  terlihat sangat menawan. Jajaran perbukitan di seberang danau yang diselimuti
  kabut tipis menjadi pemandangan menakjubkan. Namun, pesona itu pula yang
  menghancurkan Gorat Ni Padang dan masyarakat yang hidup di sekitarnya. 
Kehancuran itu bermula ketika kalangan pengusaha
  yang melihat strategisnya lokasi bukit seluas sekitar 80 hektar tersebut
  berebut menguasai kawasan itu. Pada bulan Mei 2000, kawasan Gorat Ni Padang
  yang merupakan tanah ulayat masyarakat Kodonkodon, Kecamatan Merek, Kabupaten
  Karo telah diambil alih PT Merek Indah Lestari (PT MIL), pengembang swasta
  yang bermimpi untuk membangun lapangan golf, hotel, dan berbagai sarana
  wisata lainnya di sana. Sejak itu, kawasan hutan Gorat Ni Padang yang semula
  ditumbuhi hutan pinus hasil reboisasi masyarakat mulai diratakan. Alat-alat
  berat terus menggerus daerah tangkapan air Danau Toba tersebut. Namun,
  perataan hutan di Gorat Ni Padang tersebut telah memicu berbagai masalah
  lingkungan dan sosial. Bukan halnya status tanah yang masih menjadi sengketa,
  pekerjaan proyek di perbukitan Gorat Ni Padang oleh PT MIL telah
  mengakibatkan longsor dan menimbun lahan pertanian penduduk. Mata air yang
  menjadi sumber air bersih dan irigasi Desa Kodon-kodon kian mengecil dan
  keruh. 
Puncaknya, pada bulan November 2004, sekitar 20
  hektar sawah di Desa Kodon-kodon tertimbun longsor. Longsoran juga terlihat
  menutup sebagian ruas jalan menuju Kodon-kodon yang 
berada persis di tepi Danau Toba. Saat hujan turun,
  tanah longsoran hanyut ke Danau Toba menyebabkan air di sekitar danau
  berwarna kecoklatan. 
“Kami ini ibaratnya sudah jatuh dilindas pula. Bukit
  Gorat Ni Padang milik kami telah direbut dan diratakan karena akan dibangun
  lapangan golf. Kini, bukit yang telah digunduli itu telah menyebabkan longsor
  dan menimbun lahan pertanian kami,” kata Lusius Monte, warga Kodon-kodon yang
  sawahnya tertimbun longsor. 
Menurut Lusius, longsoran itu telah menyebabkan
  tanaman padi, bawang, cokelat, advokad, vanili, dan mangga di lahan milik
  warga terkubur tanah. “Kini, sumber penghidupan kami telah 
hancur akibat ulah mereka,” katanya. Bencana jelas
  menghancurkan sumber hidup Lusius dan 
belasan warga desa yang lain. Namun, Lusius mengaku
  tidak mendapat ganti rugi sedikit pun, “Kami sudah mengajukan ganti rugi yang
  ditandatangani Kepala Desa Kodon-kodon kepada PT MIL, 
tetapi sampai sekarang belum mendapat sedikit pun.
  Padahal, kerugian yang kami alami sangat besar karena sampai sekarang lahan
  pertanian kami tidak bisa ditanami lagi,” urai Lusius. 
Perwakilan PT MIL, Singhoat Maras Silalahi,
  mengatakan, pihaknya sebenarnya telah memberikan ganti rugi kepada sebagian
  petani yang lahannya tertimbun longsor mulai dari Rp 600.000 
hingga Rp 30 juta. Namun, ia mengakui sebagian warga
  yang lain belum mendapat ganti rugi. “Keputusan pemberian ganti rugi itu ada
  di tangan pimpinan,” katanya. 
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo
  sendiri terkesan tutup mata terhadap status tanah Gorat Ni Padang. Bencana
  yang dihadapi warga akibat dampak pembangunan di Gorat Ni Padang juga tak
  dipedulikan. “Setahu kami, tanah tersebut memang sudah dimiliki PT MIL. Di
  kawasan tersebut rencananya akan dibangun lapangan golf, perkebunan,
  penginapan, dan berbagai fasilitas wisata yang lain,” kata Kepala Bagian Tata
  Pemerintahan Kabupaten Karo, Sadarta Bukit. 
Saat ditanya soal perizinan, Sadarta mengatakan
  sampai saat ini Pemkab Karo belum mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB)
  kepada PT MIL di kawasan hutan Gorat Ni Padang tersebut. “Kami 
masih memproses izin yang diajukan PT MIL. Mereka
  baru mengajukan izin sekitar satu bulan lalu,” katanya. Berarti, selama ini
  proyek yang telah berlangsung sejak tahun 2000 tersebut masih liar. 
Sadarta juga mengatakan, pihak developer belum
  membuat analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) untuk mengantisipasi
  dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pembangunan di kawasan resapan air Danau
  Toba tersebut. “Memang dokumendokumen amdalnya belum ada. Jadi, kami juga tak
  tahu dengan proses ganti rugi terhadap warga yang tanahnya telah kena
  longsor,” ujarnya. 
Sumber: Kompas, Minggu, 27 Februari 2005. 
Menceritakan Pengalaman yang Lucu dan mengharukan 
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks
  berjudul “Gara-gara Papan Nama”! 
Gara-gara Papan Nama
  ! 
Papan nama sering kurang diperhatikan. Meski di
  depan rumah terpampang papan nama dokter 
hewan, ada saja “pasien manusia” yang “nyasar” minta
  diobati ibu saya, yang buka praktik di rumah. 
Suatu malam, kira-kira pukul 22.00 datang seorang
   pria bermobil. Ia terlihat panik, dan mengaku sedang membawa pasien
  dalam keadaan gawat dan perlu pertolongan segera. Saat itu, kakak perempuan
  saya yang menerimanya. Kepada pria itu, kakak saya bilang, “Dokter sedang
  keluar kota, baru besok sore pulang. Sebaiknya, pasien dibawa ke klinik
  terdekat.” Tanpa berpikir panjang, pria itu menuruti saran kakak saya. Selang
  beberapa hari, terdorong rasa ingin tahu, saat bertemu si empunya klinik
  hewan yang berpraktik di kompleks sebelah, ibu saya bertanya, “Apa sih yang
  diderita pasien gawat malam itu?” Jawabnya, “Kumaha (bagaimana) ibu teh.
  Saya mah Cuma mengobati hewan, kok disuruh mengobati orang
  mencret-mencret! Yang tempo hari itu orang sakit diare, Bu!” 
Sampai sekarang ibu masih praktik, tapi papan nama
  dokter hewan sudah dicopot. Anehnya, justru 
setelah itu tak pernah ada lagi “pasien manusia” yang
  nyasar. 
Menceritakan Pengalaman yang Mengharukan 
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks
  berjudul “Rasanya Amang 
Masih Dinas, Belum Meninggal”! 
Rasanya Amang Masih
  Dinas, Belum Meninggal 
Tiba-tiba rakyat Indonesia tersentak, ketika H. Sory
  Ersa Siregar, wartawan RCTI, meninggal tertembak oleh GAM (Gerakan Aceh
  Merdeka). Begitu banyak karya dan kenangan yang dia tinggalkan. “Amang jangan
  pergi dong!” 
“Emang kenapa?” 
“ Amang kan baru aja pergi sebulan ke Aceh, masa
  baru dua minggu di rumah, udah mau pergi lagi ke 
sana,” ajuk Sarah dengan wajah memelas setengah
  marah. 
“Nggak apa-apalah, Cuma dua minggu kok di sananya.
  Nanti habis itu, kita liburan ke Solo, 
nengokin Bang Iwan,” ujar Sory Ersa Siregar. Tapi
  takdir Ilahi berkehendak lain, Sarah tak pernah 
menyangka kalau itu adalah pertemuan terakhirnya
  dengan sang ayah. Sarah tidak ingat kapan hari di 
bulan Juli itu pihak RCTI menghubungi rumahnya
  mengatakan bahwa Amang tercintanya hilang di 
Aceh Timur bersama kameramen dan sopir RCTI, juga
  dua orang perempuan yang menumpang di 
mobil RCTI. Hari berganti hari, bulan berganti
  bulan, tak terasa sudah enam bulan. Rindu Sarah pada Amang terobati ketika
  menerima kabar dari telepon bahwa Amang baik-baik saja, cukup makan dan
  tidur. Sarah ingat betul di penghujung 2003, Senin, 29 Desember, waktu beduk
  magrib baru berlalu, ibunya menerima telepon ucapan belasungkawa. Sejak itu,
  telepon rumah tidak pernah berhenti berdering dari sahabat dan kerabat yang mengucapkan
  dukacita atas meninggalnya Ersa. Tanpa Sarah sadari, rumahnya sudah
  dikerumuni banyak orang. Sarah termangu, kebingungan, antara percaya dan
  tidak dengan kabar tentang Amangnya yang gugur dalam tugas, tertembak tentara
  ketika terjadi baku tembak antara TNI dan GAM. Namun, itulah kenyataannya,
  amangnya telah meninggal dan pulang hanya tinggal jasad dalam peti mati. Air
  mata Sarah membanjir ketika melihat peti mati yang membawa jenazah Amangnya
  diturunkan dari bandara. Kenapa Amang harus pulang seperti ini? 
SOAL 
1. Ceritakan kembali cerita lucu di atas dengan
  kalimat Anda sendiri! 
2. Tulislah sebuah pengalaman pribadi yang lucu dan
  menyenangkan! 
3. Ceritakan pengalaman lucu Anda itu dengan pilihan
  kata dan ekspresi yang sesuai di depan kelas! 
4. Kalimat-kalimat manakah yang menunjukkan rasa
  haru? 
5. Tulislah satu cerita pengalaman
  mengharukan yang pernah Anda alami! | 
huruf berjalan
BAB 2
Langganan:
Komentar (Atom)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar